Orang yang sedang jatuh cinta bisa mengalami mood swing (perubahan suasana hati yang relatif cepat). Kadang kita senang, lain tiba-tiba berubah menjadi khawatir, bingung tanpa alasan, susah tidur, jantung berdetak lebih cepat, mendadak enggak nafsu makan, dan biasanya seolah punya “dunia sendiri”.
Berdasarkan beberapa ciri-ciri yang muncul itulah, para pakar neurobiologi merumuskan bahwa ketika dua orang sedang jatuh cinta, pusat rasa senang di otak mereka akan aktif. Aktivasi tersebut menyebabkan lepasnya beberapa hormon seperti dopamine, pheromones, dan serotonin. Hormon-hormon itulah yang secara langsung bertanggung jawab atas munculnya perasaan gembira, peningkatan detak jantung, kesulitan tidur, dan hilangnya nafsu makan.
Secara terperinci, inilah peran masing-masing hormon tersebut:
Dopamine.
Hormon inilah yang membuat orang yang sedang jatuh cinta terlihat lebih ceria. Biasanya ia akan lebih sering tersenyum dan memikirkan hal yang indah-indah.
Pheromones.
Hormon ini sama persis dengan hormon yang diproduksi oleh ratu lebah untuk mengenali lebah yang berasal dari kawanannya. Artinya, ketika naksir seseorang, tubuh kita secara otomatis mengeluarkan aroma tertentu. Kalau orang yang kita taksir merasa cocok dengan aroma tersebut, maka cinta kita pun mungkin berbalas.
Serotonin.
Hormon ini menimbulkan perasaan senang dan mood yang balk. Mengonsumsi cokelat dalam jumlah tertentu dapat memicu pelepasan hormon serotonin di otak.
Di samping ketiga hormon tersebut, ada beberapa hormon lain yang dipercaya juga berperan penting dalam proses cinta, yaitu:
Phenilethylamine (PEA).
Hormon ini menyebabkan peningkatan suhu tubuh, gula, tekanan darah, denyut jantung, dan produksi keringat di tangan.
Oxytocin.
Hormon ini membuat seseorang merasa ingin dipeluk atau dicium oleh pasangannya. Hormon ini sangat berpengaruh dalam mempererat hubungan antara dua individu secara umum tidak hanya antara cowok-cewek saja. Oxytocin juga ditemukan dalam hubungan antara ibu dan bayinya, serta antara orang tua dan anaknya.
Vasopressine.
Hormon ini adalah pengatur perilaku sosial yang bersifat gentle, misalnya agresivitas, keramahan, perhatian, tanggung jawab, dan kedewasaan.
Norepinephrine.
Hormon pemicu semangat ini mendorong aliran darah mengalir lebih cepat, sehingga tubuh terasa lebih berenergi dan bahagia.
Referensi
Berdasarkan beberapa ciri-ciri yang muncul itulah, para pakar neurobiologi merumuskan bahwa ketika dua orang sedang jatuh cinta, pusat rasa senang di otak mereka akan aktif. Aktivasi tersebut menyebabkan lepasnya beberapa hormon seperti dopamine, pheromones, dan serotonin. Hormon-hormon itulah yang secara langsung bertanggung jawab atas munculnya perasaan gembira, peningkatan detak jantung, kesulitan tidur, dan hilangnya nafsu makan.
Secara terperinci, inilah peran masing-masing hormon tersebut:
Dopamine.
Hormon inilah yang membuat orang yang sedang jatuh cinta terlihat lebih ceria. Biasanya ia akan lebih sering tersenyum dan memikirkan hal yang indah-indah.
Pheromones.
Hormon ini sama persis dengan hormon yang diproduksi oleh ratu lebah untuk mengenali lebah yang berasal dari kawanannya. Artinya, ketika naksir seseorang, tubuh kita secara otomatis mengeluarkan aroma tertentu. Kalau orang yang kita taksir merasa cocok dengan aroma tersebut, maka cinta kita pun mungkin berbalas.
Serotonin.
Hormon ini menimbulkan perasaan senang dan mood yang balk. Mengonsumsi cokelat dalam jumlah tertentu dapat memicu pelepasan hormon serotonin di otak.
Di samping ketiga hormon tersebut, ada beberapa hormon lain yang dipercaya juga berperan penting dalam proses cinta, yaitu:
Phenilethylamine (PEA).
Hormon ini menyebabkan peningkatan suhu tubuh, gula, tekanan darah, denyut jantung, dan produksi keringat di tangan.
Oxytocin.
Hormon ini membuat seseorang merasa ingin dipeluk atau dicium oleh pasangannya. Hormon ini sangat berpengaruh dalam mempererat hubungan antara dua individu secara umum tidak hanya antara cowok-cewek saja. Oxytocin juga ditemukan dalam hubungan antara ibu dan bayinya, serta antara orang tua dan anaknya.
Vasopressine.
Hormon ini adalah pengatur perilaku sosial yang bersifat gentle, misalnya agresivitas, keramahan, perhatian, tanggung jawab, dan kedewasaan.
Norepinephrine.
Hormon pemicu semangat ini mendorong aliran darah mengalir lebih cepat, sehingga tubuh terasa lebih berenergi dan bahagia.
Referensi
Buku Cinta Oleh Pritha Khalida
18.15 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)